Kamis, 04 Oktober 2018

Pesona Camping Ground Gunung Bunder Bogor

“Pri, ke gunung Bundernya di pending bln depan ja ya?”

“Ok, terserah kamu ja.”

Itulah obrolan singkatku dengan seorang kawan Pulung namanya, melalui sms. satu buah percakapan sebentar yg terhubung perjalanan kali ini, yang menyusun alasan kenapa dilaksanakan cocok buat 2 hri libur ini, 25-26 desember pucuk thn 2013.



“Tok-tok..” terdengar nada gapura kosku diketuk oleh satu orang Oh, ternyata Pulung, pagi-pagi sekali mendatangkan saya dan Sulaiman. sepantasnya seminggu ini saya vakansi kuliah sebab penjadwalan salinan punca di kampus tapi cocok usul duta tingkatan Ustadz al ‘Asiry, “jadikanlah ditengah-tengah liburanmu itu istirahat, bersama rihlah atau jalan-jalan, akan merefresh otak,”
sehingga saya mendesain suatu perjalanan dgn beberapa teman menyekar ke kawasan rekreasi Gunung Bunder tetapi vakansi baru saja berlalu 1 hri he he...). kegiatan yang awak tetapkan adalah mabit atau kemping semalam, selanjutnya paginya berangkat ke curug seribu untuk mengobral kesukaan ana main-main air alias berenang, dan diteruskan ke pesiraman air panas.
Gunung bunder bogor camping ground

persediaan aspek penting Suksesnya Perjalanan
berita terakhir yang aku dengar, ada satu orang pendaki SMA yang takluk meraup hipotermia di gunung akbar sebab iklim yang tak beri dukungan (hujan badai), ditambah kondisi sang siswi yg terus ngedrop. memang lah lakukan aktivitas di alam bebas itu beresiko, selalu saja ada hal-hal yg di luar tebakan kita, sebab itu dibutuhkan kesediaan mental maupun fisik. Dan itu seluruhnya sanggup diminimalisir bersama persiapan yang matang. Bukankah nabi kita mengajarkan daya usaha usaha maksimal bakal tercapainya hasil optimal? :)

Matras, nesting, tenda dome, sarana makan, dapur sleeping bag, jas hujan, pakaian hangat, baju edit seluruhnya telah masuk ke tas gunung. masih perbekalan nih yang belum. setelah melandai di area kumpul, Bintaro Tangerang, aku dan Sulaiman serentak menuju ke Pasar untuk ongkos hamba berencana membayar stock makanan buat 4 manusia buat 4x makan. Yah, yang merupakan arahan buat rekan-rekan juga bila dana yg dimiliki terbatas biaya kurang maka tak ada salahnya kita membawa semua keperluan makanan berasal rumah melainkan konsekuensinya jadi lebih ribet dan rumit akan sebaliknya akan teramat menghemat budget lantaran biaya makanan di tempat-tempat darmawisata tentu lah sangat mahal. sesudah biaya ana pulang guna istirahat sebentar lantas packing, dan menagih saat yang disepakati guna bertolak adalah ba’da ashar.

sebentar tentang Gunung Bunder
Tim kali ini terdiri asal 4 wong saya Pulung, Sulaiman, dan Edik. sesudah perjalanan asing lebih 3 jam bersumber Jakarta dengan mengemudikan motor, hasilnya tiba berulang di pintu gerbang halaman ladang Nasional Gunung Halimun Salak. disaat itu jam beri tahu gaplok 8 tengah malam bila anda mengenap di siang hri sehingga dapat terhidang tamasya berurut pohon tumbuhan pinus yg lumayan tinggi, seolah berjajar selesai menyongsong kalian.


3 anak manusia terdampar di hutan...
Inilah kali kedua aku menjejakkan di tanah nan asri bernama kawasan tamasya GSE (Gunung Salak Endah) Bogor. Terlatak di negeri kecamatan Pamijahan kabupaten Bogor Jawa Barat, kaya di ketinggain sela 750-1.050 meter bersumber permukaan laut (mdpl) sehingga hawa di rayon ini cukup sejuk dan jika kabut turun cenderung dingin. Gunung bunder ialah sebuah area yg terletak di ceker gunung Salak. daya pikat yg ditawarkan di sini adalah hutan pinus lebat dan tertata selesai hawa yg sejuk jauh mulai sejak polusi unik perkotaan, ajal yg hening dan tenang jauh asal heboh pikuk orang dan pastinya gemercik nada air yang tak ada habis-habisnya karena saking jumlahnya sumur air, maka tak asing Bogor disebut sbg kota sewu Curug mengingat banyaknya air mundur yg ditawarkan, diantaranya adalah curug Cihurang, curug Cigamea, curug Ngumpet, curug Gua Lumut, curug sewu curug Nangka, dan semula tidak sedikit serta tidak cuma itu ada juga sedia darat perkemahan di lokasi ini.